Keluar Hotel Merangkak, sampai RS Pingsan Dua Hari
Senin, 20 Juli 2009 – 07:09 WIB
Dia mengatakan, tangan kanannya masih terasa ngilu. Sebab, serpihan besi tajam menembus hingga tulang. Kepala juga masih terasa pusing dan sakit. "Seperti ada angin yang terus berputar di kepala saya," ujarnya. Begitu tersadar, yang dia minta pertama adalah koran. Dia ingin melihat bagaimana rupa terbaru tempatnya bekerja setelah terkena bom. Kemudian, dia menanyakan kabar rekan-rekan kerja, apakah semua baik-baik saja. Sambil memperlihatkan foto headline sebuah koran, dia bercerita tentang kejadian di tempat kerjanya, Restoran Airlangga Hotel Ritz-Carlton. Sudah satu setengah tahun dia bekerja sebagai pramusaji di restoran tersebut.
Pagi itu Yusuf bekerja seperti biasa. Tak ada firasat atau sesuatu yang berbeda dengan hari lain. Beberapa tamu juga mulai berdatangan. Sekitar pukul 07.40 terdengar suara ledakan sangat keras di Hotel JW Marriott, yang letaknya berhadapan agak ke kiri dari tempat Yusuf bekerja. Suara itu mengundang perhatian beberapa teman kerjanya. Mereka pun berhamburan keluar menyaksikan peristiwa tersebut. Namun, Yusuf tak mengikuti mereka. "Banyak teman saya yang keluar. Mereka penasaran," ujarnya.
Yusuf lebih memilih melanjutkan tugasnya. Dia ingin mengambil peralatan makan di salah satu pojok restoran yang berjenjang itu. Namun, baru menaiki dua anak tangga, sebuah bom meledak di restoran tempat dia bekerja. "Ada empasan angin kenceng banget, dari depan, saya jatuh ke belakang. Tubuh saya menabrak pilar. Suara ledakan itu sangat keras. Saya masih ingat, bom itu seperti meledak di depan saya," tutur Yusuf.