Keluarga Aktivis Korban Penculikan Tak Mau Ada Monster Menang Pilpres
jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah kerabat aktivis korban penculikan 1998 yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Orang Hilang (IKOHI) menyatakan sikapnya jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Secara blak-blakan, IKOHI mengaku tak akan memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto.
Ketua Dewan Penasihat IKOHI Mugiyanto mengatakan, keluarga korban penculikan lebih memilih calon presiden (capres) yang tidak punya beban masa lalu. Pilihannya adalah Joko Widodo (Jokowi).
"Keluarga korban penculikan dan penghilangan paksa 1998 ini menyatakan semuanya menolak capres penculik, capres pelanggar HAM, Prabowo. Itu ekspresi konkret dari mereka semua," ujar Mugiyanto dalam konfrensi pers di Jakarta, Rabu (13/3).
Baca juga: Keluarga Korban Penculikan Aktivis '98 Tak Rela Prabowo Jadi Presiden
Mugiyanto menduga Prabowo bertanggung jawab atas penghilangan dan penyiksaan terhadap para aktivis pada 1998 silam. Karena itu, IKOHI tak mau ada pelanggar HAM menjadi presiden.
"Kami tak punya bayangan bahwa pelaku pelanggaran HAM yang belum mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum itu dipilih sebagai presiden," kata mantan aktivis mahasiswa 1998 itu.
Salah satu anggota IKOHI Damaris Hutabarat mengharapkan masyarakat mendukung Jokowi. Ibunda aktivis Ucok Munandar Siahaan itu menuturkan, Jokowi selain tak punya beban masa lalu, juga figur yang santun.
"Saya berharap kepada adik-adik, saya minta supaya adik-adik pilih Jokowi, jangan siapa-siapa. Jangan monster itu yang dipilih," katanya.