Kemajuan Teknologi Harus Diimbangi dengan Regulasi yang Adaptif
jpnn.com, MANADO - Era revolusi industri 4.0 memberikan tantangan nyata yang tidak ringan di sektor kesehatan. Selain bonus demografi yang melimpah, tantangan lain juga terdapat pada ranah inovasi teknologi pelayanan kesehatan.
Menurut Sekjen Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) AAGN Ari Dwipayana, kenyataan lain seperti prevelansi penyakit menular terutama TBC masih tinggi.
Selain itu, pola hidup yang tidak sehat juga mendorong meningkatnya penyakit tidak menular seperti strok, jantung, dan diabetes.
“Tata kelola lingkungan yang buruk jadi catatan seperti polusi udara, air, limbah berbahaya, dan beracun. Ini bisa menimbulkan masalah kesehatan,” ujar Ari, Kamis (19/8).
Hal tersebut mendorong PP KAGAMA menggelar Seminar III Pra-Munas KAGAMA bertajuk Kesehatan Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Gedung Eks DPRD Sulawesi Utara, Jl. Pemuda Nomor 6, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (19/9).
Seminar ini merupakan rangkaian seminar nasional di lima kota lima pulau (Balikpapan, Semarang, Manado, Medan, dan Bali).
Munas XIII KAGAMA sendiri akan dilaksanakan di Bali pada 14-17 November 2019 mendatang. Pada munas tersebut, Presiden Joko Widodo, alumnus Fakultas Kehutanan UGM, dijadwalkan hadir dan membuka secara resmi.
Kabar baiknya, kata Ari, pemerintah telah mendorong inovasi layanan kesehatan. Hal ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan supaya lebih cepat dan menjangkau seluruh daerah di Indonesia.