Kemenag Batalkan 60 Beasiswa ke Mesir
Dampak Kerusuhan yang Semakin BesarSelain itu Nur Syam juga mengatakan nasib pelajar Indonesia yang sedang menjalankan studi di Mesir. "Saat ini jumlah pelajar Indonesia di Mesir sekitar 5.000 orang," tandasnya. Sampai saat ini Nur Syam mengatakan belum ada kepastian rencana evakuasi. Baik itu pemulangan pelajar ke Indonesia atau evakuasi ke negara tetangga Mesir.
Dia menjelaskan Indonesia memiliki pengalaman evakuasi pelajar ketika pecah kisruh di Yaman beberapa waktu lalu. "Saat itu berhasil. Evakuasi di Suriah dulu juga berhasil," jelas Nur Syam.
Untuk kasus di Mesir, dia mengatakan masih menunggu perkembangan terkini dari KBRI di Kairo. Menurutnya jika kondisi sudah sangat parah dan mengancam keselamatan pelajar Indonesia, pihak KBRI di Kairo pasti memberikan sinyal darurat.
Nur Syam mengatakan biasanya pelajar Indonesia mengirim surat darurat kepada KBRI setempat. Setelah surat itu diterima KBRI, lalu langsung dikirim ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jakarta. "Setelah sampai di Kemenlu, langsung ditembuskan juga di Kemenag. Sampai saat ini saya belum terima surat darurat dari pelajar Indonesia di Mesir," urainya.
Jika nanti proses evakuasi pelajar di Mesir tidak bisa dihindari, Nur Syam mengatakan sudah menyiapkan dua skenario. Pertama adalah pemulangan pelajar secara penuh dan melanjutkan studi di kampus-kampus yang ada di Indonesia. Kedua menunggu sampai kondisi Mesir kembali kondusif, lalu melanjutkan kuliah sesuai dengan saat mereka dipulangkan atau dievakuasi.
Menurut Nur Syam saat ini pelajar Indonesia terkosentrasi di Universitas Al Azhar dan Universitas Kairo yang keduanya berada di Kairo, Mesir. Selain itu juga juga kuliah di Universitas Suez Canal (100 km arat timur Kairo).
Nur Syam juga menyebutkan bahwa Menag Suryadharma Ali telah mengeluarkan himbauan supaya pelajar Indonesia di Mesir tidak ikut-ikutan dalam urusan politik setempat. Himbauan ini dikeluarkan mengingatkan dalam konflik politik di Yaman dulu, pelajar Indonesia ada yang melibatkan diri.
Sementara itu Menlu Marti M. Natalegawa menyorot perkembangan terakhir aksi kekerasan di Mesir yang terus menimbulkan korban jiwa dan luka-luka. "Tidak ada tempat bagi penggunaan kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan," kata dia kemarin.