Kemendes Gelar Istighotsah dan Aksi Sosial untuk Korban Gempa Cianjur
“Yaitu meskipun Beliau (Gus Kautsar) pergaulan dan jaringannya luas, tetapi tetap tidak pernah tinggalkan karakteristik orang Pesantren yang selalu gunakan sarung. Secara personal beliau ini prototipe dari SDGS Desa ke-18, yakni Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif,” ujar Gus Halim.
Sementara itu Gus Kautsar dalam tausiah mengatakan ada tiga hal yang nantinya akan melemahkan Islam, yaitu Pertama, ketika ulama dan tokoh agama dengan sembrono karena kepetingan bersifat duniawi kemudian memfatwakan hal yang keliru.
Kedua, ketika ada orang dengan kemampuan terbatas, tetapi dengan percaya diri membahas secara mendalam Al-Qur’an.
“Ketiga, Ketika para Pemimpin dan pejabat tidak memiliki keberpihakan kepada hal-hal yang benar. Ini tiga hal yang harus diwaspadai agar kehidupan spiritualitas Islam selalu terjaga,” katanya.
Gus Kautsar menyebut Transmigrasi itu berkaitan dengan Hijrah. Semangat tersebut sesuai dengan nilai-nilai Islam yang memerintahkan umat selalu bergerak lebih baik untuk kemudian bertumbuh lebih bermanfaat.
“Ada ajaran dari tokoh besar Islam Imam Syafi’i bahwa manusia itu tidak boleh nyaman di satu titik saja. Jika perlu harus berani meninggalkan zona nyaman untuk mencari kesempatan yang lebih baik termasuk di dalamnya kegiatan transmigrasi,” katanya.
Untuk diketahui Istighotsah dipimpin oleh Kiai Abdul Halim yang diikuti oleh ribuan pegawai di lingkungan Kemendes PDTT setelah pelaksanaan salat zuhur.
Selama pelaksanaan acara, juga digalang donasi untuk bencana gempa yang melanda Cianjur dan berhasil mengumpulkan uang lebih dari Rp 14 Juta.(fri/jpnn)