Kemenpar Umumkan Top 10 Kota Berdaya Saing Pariwisata
jpnn.com - JAKARTA - Terobosan baru dikeluarkan Kementerian Pariwisata saat menggelar Rakornas IV Pariwisata di Hotel Sultan, Jakarta, 6-7 Desember 2016.
Untuk kali pertama, Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu meluncurkan Indeks Pariwisata Indonesia (IPI) dari 505 kabupaten-kota se tanah air. Penyusunannya ranking itu didapat melalui survei dan mengacu pada Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF) yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
“Gunakan global standard, agar bisa berkompetisi di level global. Standar penilaiannya menggunakan TTCI-WEF yang sudah diakui dunia, dan semua Negara dipotret dengan analisa indikator dan kriteria yang mereka buat. Hasil itu bisa digunakan mengukur kesiapan daerah tujuan pariwisata menjadi motor pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional,” ujar Arief.
Pengukuran IPI berbasis data sekunder (data statistik) untuk menentukan skor indeks daya saing pariwisata di 505 kabupaten/kota. Empat aspek penopang pariwisata seperti aspek lingkungan pendukung bisnis, tata kelola, potensi wisata, dan infrastruktur, semuanya dinilai. Keempat aspek inilah yang disusun sebagai basis konsep pengukuran IPI.
Total, ada 78 indikator data yang dikelompokkan menjadi 14 pilar penilaian. Tiap pilar dikelompokkan lagi menjadi empat aspek pengukuran utama.
Pengukuran indeks persepsi juga dilakukan terhadap 25 daerah dengan skor tertinggi berdasarkan hasil pengukuran indeks daya saing pariwisata. Survei persepsi yang menggunakan model wawancara tatap muka ini bertujuan memboboti hasil pengukuran indeks daya saing dengan memasukkan penilaian masyarakat terkait pembangunan pariwisata di daerah masing-masing. “Tim penelitinya juga kredibel, terpercaya, yakni Kompas,” kata Arief Yahya.
Hasilnya, tingkat daya saing tertinggi industri pariwisata Indonesia masih didominasi kota-kota besar. Kota Denpasar menduduki peringkat tertinggi dalam Indeks Pariwisata Indonesia dengan skor 3,81 dari rentang skala indeks 0 – 5. Aspek lingkungan pendukung bisnis, tata kelola, dan infrastruktur menjadi penopang utama keunggulan ibu kota Provinsi Bali itu. Denpasar juga sukses menyambar posisi pertama untuk kategori Aspek Lingkungan Pendukung Bisnis dengan skor 3,71.
Kesiapan infrastruktur, dukungan lingkungan bisnis, dan nama Bali yang sudah terkenal di dunia menjadi fondasi kokoh pengembangan pariwisata Denpasar. Posisi sebagai pusat persebaran wisatawan juga menjadi berkah bagi Kota Denpasar. Lingkungan bisnis yang mapan, ketersediaan sumber daya manusia, serta kesiapan infrastruktur teknologi informasi (TI) menjadi pilar paling berperan membangun lingkungan pendukung pariwisata kota ini.