Kementan Ajak Petani Milenial Bergabung Dalam Era Industri Pertanian 4.0
Dedi menambahkan, hal ini bisa terjadi karena saat ini petani milenial telah menggunakan aplikasi dalam pemasaran, market place, dan lainnya.
Dedi mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas, transformasi pertanian harus dilakukan dari yang konvensional ke modern.
"Kita harus beralih dari pertanian tradisional ke pertanian era industri 4.0. Ciri-ciri dari era teknologi pertanian 4.0 adalah pemanfaatan internet of things (IoT), big data, remote sensing, robot construction, dan artificial intelligence," katanya.
Dijelaskannya, salah satu cara bertani era industri 4.0 adalah smart farming. Cara ini potensial untuk meningkatkan produktivitas efisiensi dan efektivitas. Sehingga dapat meningkatkan daya saing produk pertanian.
"Petani milenial sudah banyak berkiprah di bisnis pertanian. Baik on farm seperti budidaya, maupun diolahan dan pemasaran atau off farm misalnya melalui penyediaan di marketplace softeker dan lain-lain. Sektor pertanian sudah masuk era industri 4.0. Dan anak-anak muda pertanian sudah harus bergabung di dalamnya," tutur Dedi.
Sementara Kepala Pusdiktan BPPSDMP, Idha Widi Arsati, mengatakan mahasiswa Polbangtan di Tanah Air sangat antusias mengubah kuliah umum ini.
"Hal ini terlihat dari banyaknya peserta yang mengikuti lewat aplikasi Zoom, atau pun peserta yang mengikuti secara live streaming lewat Youtube," tuturnya.
Idha mengatakan, era industri 4.0 membuat petani harus mengubah mindset. Khususnya para petani milenial.