Kementan Dorong Tumbuhnya Pengusaha Pangan Lokal Millenial
Hal ini juga selaras dengan tujuan pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan di era 4.0 bahwa fungsi start up menjadi bagian penting dalam pengembangan pangan lokal.
Jim juga menyampaikan bahwa pengembangan bisnis pangan lokal harus memiliki tiga hal penting yaitu ide, eksekusi, dan momentum.
"Melalui Gerakan Pangan Lokal di DIY ini menjadi momentum awal pengembangan UMKM yang berdaya saing, sehingga ke depannya UMKM bukan hanya Usaha Mikro Kecil dan Menengah namun sebagai Usaha Mikro Kecil "Milyaran"," jelasnya.
Talkshow yang dipandu oleh Tako Mintardja ini juga menghadirkan UMKM asal Kulonprogo, Pawon Gendis, yang telah berhasil mengembangkan bisnis pegagan sebagai komponen produk olahan pangan dalam coklat, peyek, cocoa nut, minuman coklat dengan brand Wondis.
Ketua KWT Pawon Gendis, Dwi Murtati menuturkan usaha pengembangan pangan lokal adalah bisnis yang menjanjikan dan prospektif. Bisnis Wondis merupakan satu di antara banyaknya bisnis pangan lokal yang mulai menggeliat dan terus berkembang. Dwi berharap ke depannya bisnis pangan lokal menjadi peluang bisnis yang menarik bagi para generasi muda.
Merespons hal itu, Riwantoro menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong pengembangan pangan lokal. "Pemerintah akan terus mendorong UMKM bisnis pangan lokal terutama yang belum berkembang serta scaling up UMKM yang telah berkembang," tegasnya.
"Mulailah dari sekarang untuk menjadi enterpreneur pangan lokal," demikian Riwantoro menutup acara talkshow.
Gelar Pangan Lokal Berbasis UMKM diikuti sekitar 4.000 orang yang berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, masyarakat, UMKM DIY serta UMKM dari seluruh Indonesia.(jpnn)