Kementan Pastikan Kemarau tak Halangi Gunung Kidul Panen Padi
jpnn.com, GUNUNG KIDUL - Kemarau panjang yang sedang terjadi saat ini ternyata tidak menghalangi petani di Gunung Kidul, DIY untuk memanen padi. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi ketika melakukan kunjungan kerja ke Gunung Kidul.
Menurut dia, hal ini juga salah satu bukti keberhasilan program Budidaya Tanaman Sehat (BTS) yang juga langkah nyata dalam mengamankan produksi dari ancaman wereng dan daya dukung lingkungan yang menurun.
"Program BTS ini awalnya dilaksanakan karena adanya serangan wereng batang coklat dan virus yang ditularkannya di beberapa sentra padi terutama di Pantura," kata Suwandi didampingi Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X di Desa Ponjol, Gunung Kidul, Kamis (15/8).
Suwandi menjelaskan, dengan program BTS, kini Gunung Kidul tetap memanen padi ketika tengah terjadi musim kemarau. Hingga saat ini, bantuan yang diberikan Kementan melalui program BTS ini berupa dolomit, pupuk organik, agens hayati dan refugia.
"Saya sangat apresiasi kepada petani disini yang masih ada panen meskipun musim kemarau. Bulan Juli-September masih bisa panen berarti ini petani juara semua," ujarnya.
Karena itu, Suwandi berharap program BTS di Desa Ponjong ini bisa menjadi pilot project dan direplikasi wilayah lain. Bahkan bisa menjadi setingkat lebih tinggi, yakni beralihlah ke semi organik atau organik agar tanah menjadi subur, lingkungan bagus dan beras yang dikonsumsi sehat dan harga jual juga tinggi.
"Secara ekonomis, usaha tani ini cukup menguntungkan. Dengan hasil rata-rata per hektare Rp 40 juta per musim dan biaya jika dihitung sekitar Rp 15 juta per musim, jadi untung Rp 25 juta per musim," sebutnya.
"Ini sangat menarik. Tapi saya pun mengingatkan agar petani memakai benih unggul bersertifikat agar hasilnya terjamin bagus," sambung dia.