Kementan: Pertanian Indonesia Siap Menghadapi Era Industri 4.0
Penerapan Inovasi Menuju era Revolusi Industri 4.0
Menurutnya, beberapa strategi tersebut secara operasional sebagian telah digagas dalam program dan kegiatan utama Balitbangtan. Seperti dalam inovasi KATAM (Kalender Tanam) Terpadu, salah satu inovasi berbasis teknologi informasi yang dapat memberikan pedoman waktu tanam, lokasi, kebutuhan input produksi yang sesuai, serta informasi lain yang dibutuhkan oleh pengguna, khususnya penyuluh dan petani.
Pada sisi lain, Balitbangtan mendukung Nawa Cita Presiden RI dengan membangun dan mengembangkan Taman Sains dan taman Teknologi Pertanian, yang juga dapat diintegrasikan dengan model kawasan pertanian berbasis korporasi petani.
“Dua model hilirisasi inovasi pertanian ini, telah sebagian besar menerapkan karakteristik pertanian era Revolusi Industri 4.0,” ungkap Fadjry.
Fadjry juga menyebutkan bahwa, selain menghasilkan inovasi pertanian yang bersifat public domain, Balitbangtan hingga tahun 2018 juga telah berhasil menghasilkan 319 paten terdaftar, dan 148 di antaranya telah dikabulkan (granted) oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kemenkumham.
“Di antara lembaga litbang pemerintah, jumlah paten _granted_ yang diperoleh litbang pertanian merupakan yang terbanyak,” jelasnya bangga.
Selain paten, Balitbangtan juga telah menghasilkan lebih dari 500 varietas terdaftar dan 102 diantaranya telah diajukan permohonan untuk dilindungi, dan saat ini telah terbit sertifikat Perlindungan Varietas Tanaman untuk 59 varietas.
Fadjry menambahkan, sebagai lembaga riset di bawah Kementan, Balitbangtan memiliki peran strategis dalam konstelasi pembangunan pertanian nasional. Menurutnya, penelitian dan Pengembangan dalam perspektif ke depan harus berada di garda terdepan untuk menjawab tantangan di masa mendatang melalui riset yang berorientasi output dan outcome.(adv/jpnn)