Kementan Siapkan SDM Andal untuk Bisnis Pertanian di Era Milenial
Dedi Nursyamsi menyebut, dengan menggunakan sistem teknologi dan mekanisasi yang kuat, generasi muda tidak perlu ragu menggeluti pertanian.
"Bertani di era sekarang jauh lebih mudah. Anak muda tidak akan ragu masuk pertanian karena sudah mekanisasi dan digitalisasi," tuturnya.
Di hari yang sama, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) menggelar kuliah umum video conference. Bertemakan Sapa Mahasiswa PEPI, kuliah umum ini diikuti 71 mahasiswa PEPI dari tiga program Studi (prodi) yaitu Teknologi Mekanisasi Pertanian, Teknologi Hasil Pertanian dan Tata Air Pertanian.
Kepala PPMKP Ciawi yang juga dosen PEPI Heri Suliyanto dalam kuliah umumnya menyatakan, PEPI merupakan kumpulan orang hebat dan harus lebih hebat. Tiga prodi yang dimiliki disukai oleh generasi milenial. Kelulusuannya nantinya akan menjadi Job Seeker (Teknisi dan operator handal) dan Job Creator yang andal dan ditunggu oleh petani dan penyuluh ke depanya.
Heri mencontohkan keberhasilan Duta Petani Sandi Octa Susila, yang juga seorang figur generasi milenial yang sukses dalam mengembangkan job creator. Pemuda berumur 26 tahun ini mendapatkan penghasilan Rp 500 juta per bulan dari agribisnis sayuran. Penggerak 373 petani, mengelola total 120 hektare lahan sayuran dan membawahi 50 karyawan.
“Diharapkan mahasiswa PEPI sudah memiliki recana kedepan sebagai lulusan dari tiga prodi tersebut. Tinggal memutuskan menjadi job seeker dan job creator," ujar Heri Suliyanto.
Heri Suliyanto menambahkan, PEPI memiliki Prodi Teknologi Hasil Pertanian, dimana lulusan tersebut sebagai job creator di sektor Food Procesiang and Retaail yang nantinya merupakan bisnis pertanian yang prospektif di masa depan.
Dalam kondisi pembelajaran daring on-line Learning From Home (LFH), mahasiswa juga dapat belajar di lapangan mendampingi penyuluh dan petani.