Kementerian PUPR Dorong Produsen Baja Tingkatkan Kapasitas Rantai Pasok
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian PUPR Nicodemus Daud menemukan beberapa kendala yang kerap dihadapi pelaku industri baja.
Menurutnya, ada tiga hal yang penting untuk dicermati dan segera ditindaklanjuti. Pertama tentang ancaman terganggunya produksi yang bisa berdampak pada kerugian tidak sedikit.
Dia mencontohkan saat listrik atau gas mati akan membuat barang reject banyak dan kerugiaannya makin besar.
"Itu ternyata harus jadi perhatian kita, bukan sekadar materialnya saja, tetapi juga seluruh pendukungnya” ujar Nicodemus saat berkunjung ke tiga lokasi fasilitas produksi baja ringan milik PT Tatalogam Lestari di kawasan industri Silicon Valey, Cikarang, Bekasi.
Temuan kedua, lanjutnya, masih tingginya permintaan Cold Roll Coil (CRC) sebagai bahan baku BJLAS. Namun saat ini suplainya terhambat karena fluktuasi harga dan alokasi yang terbatas sehingga hal ini harus menjadi perhatian khusus.
Temuan ketiga adalah tingginya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada material konstruksi Tatalogam Group.
Nicodemus mengaku terkejut mengetahui TKDN untuk produk BJLAS yang diproduksi PT Tata Metal Lestari sudah mencapai 67 persen.
Dia pun mengapresiasi dan mendukung peran aktif dari PT Tatalogam Lestari sebagai produsen baja ringan terbesar di dalam negeri karena terus meningkatkan TKDN.