Kenaikan Harga Bahan Pangan dan Tiket Transportasi Picu Inflasi
Bawang merah yang dijual Rp 36.600 per kilogram pada akhir Mei lantas mengalami kenaikan harga menjadi Rp 38.300 per kilogram pada 3 Juni. Esoknya, harga komoditas tersebut sudah naik lagi menjadi Rp 38.900 per kilogram.
Darmin menyatakan, angka inflasi itu masih berada dalam batas normal jika dibandingkan dengan periode Lebaran tahun lalu. Tahun lalu perayaan Idul Fitri jatuh pada 15 Juni. Saat itu inflasi Juni tercatat 0,59 persen.
’’(Inflasi tahun ini, Red) Bisa meleset, tapi perkiraan saya nggak jauh,’’ ujarnya. Pada bulan-bulan normal, inflasi berkisar 0,3 persen.
Dia juga memprediksi inflasi 2019 berada pada angka 3,5 persen. Angka itu masih sesuai dengan target inflasi tahunan yang ditetapkan pemerintah (3,5 persen). Meski mengalami kenaikan karena harga komoditas pangan cukup tinggi saat ini, dampak inflasi hanya akan bersifat sementara.
Jadi, angka inflasi tidak bakal terpengaruh secara keseluruhan. ’’(Harga, Red) Cabai dan bawang boleh naik, tapi bisa turun lagi. Beda dengan beras, kalau sudah naik, turunnya dikit,’’ jelas Darmin.
Di tempat terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan hasil survei pemantauan harga. Menurut dia, sampai pekan kelima Mei, angka inflasi masih tetap rendah. Yakni, pada level 0,47 persen secara month-to-month (mtm). ’’Sementara untuk inflasi secara tahunan (year-on-year) itu 3,1 persen,’’ terangnya.
Perry menyebutkan, beberapa komoditas pangan lain yang berkontribusi terhadap inflasi adalah daging ayam dan dan beberapa jenis buah. Faktor yang menyumbang deflasi adalah harga beras, tarif angkutan udara, dan harga beberapa jenis sayuran.
Rendahnya tingkat inflasi hingga pekan kelima Mei tersebut, kata Perry, tidak terlepas dari peran pemerintah pusat dan daerah serta BI dalam menjaga kestabilan harga. ’’Alhamdulillah, harga-harga terpantau rendah terkendali. Stok di seluruh Indonesia juga cukup,’’ ungkapnya.