Kenali Gejala Depresi pada Pria
jpnn.com - BERBAGAI riset telah membuktikan bahwa wanita memang lebih mudah depresi ketimbang pria. Namun sebuah studi yang dipublikasikan JAMA Psychiatry mengatakan, soal depresi sebenarnya pria juga sama rentannya dengan wanita. Hanya saja, gejala depresi yang muncul memang berbeda.
Dengan menggunakan data dari National Comorbidity Survey Replication AS, peneliti akhirnya menemukan perbedaan gejala depresi pada pria dan wanita. Ketika pria mengalami depresi, maka gejala yang lebih sering muncul seperti marah-marah, penyalahgunaan obat-obatan dan perilaku berisiko lainnya.
Sedangkan pada wanita, gejala depresi di antaranya terlihat sedih, tertekan atau gangguan mood, menyendiri atau mengisolasi diri dari kehidupan sosial, serta mengalami gangguan tidur. Hanya saja gejala depresi pada wanita dianggap sebagai gejala klasik atau lebih lazim ditemukan pada penderita depresi.
"Bukan berarti pria tak menunjukkan gejala depresi klasik. Gejala utama pada pria yang depresi juga gangguan mood. Tapi mereka terhalang oleh kuatnya nilai maskulinitas yang mereka pegang teguh," kata ketua tim peneliti dari University of Michigan, Dearborn, Lisa Martin, Ph.D, seperti dilansir laman Women's Health, Sabtu (5/10).
"Jadi jangan harap pria yang paling depresi sekalipun menangis atau galau dan guling-guling di atas kasur. Alih-alih begitu, mereka akan lebih memilih untuk melampiaskannya dengan memakai obat-obatan terlarang dan mengonsumsi alkohol," lanjutnya.
Dari studi ini juga dapat disimpulkan bahwa pria sama rentannya terkena depresi seperti halnya wanita. Namun, stigma tentang depresi pada dua gender yang berbeda ini tampaknya tak bisa hilang hanya dalam semalam. "Kita masih pecaya pria tak butuh bantuan seperti wanita ketika mengalami depresi, meski mereka sendiri mengakuinya," lanjut Martin.
Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengenali gejala depresi pada pria? Cukup amati saja perubahan mood yang signifikan. Misalnya tiba-tiba suka menyendiri, mudah marah atau terlalu pesimistis.
Amati juga perubahan perilakunya. Misalnya tiba-tiba suka judi, menghabiskan banyak waktu untuk mabuk-mabukan, atau melakukan aktivitas seorang diri padahal biasanya biasa beraktivitas bersama orang lain.