Kenapa Harga Jengkol Bisa Lebih Mahal dari Daging Ayam?
jpnn.com, CIANJUR - Minimnya stok di tingkat distributor dan tingginya permintaan, membuat harga jengkol di pasar tradisional Cianjur, Jawa Barat, melambung mencapai Rp60.000 per kilogram.
"Sejak satu bulan terakhir harga jengkol sudah merangkak naik dan pekan ini melambung dari harga normal Rp20.000 per kilogram sempat naik menjadi Rp32.000 pada minggu pertama bulan Juli dan melambung hingga Rp60.000 per kilogram minggu ini," kata Rahmat, pedagang jengkol di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Kamis.
Ia menjelaskan, mahalnya harga jengkol di tingkat distributor membuat pedagang di sejumlah pasar terpaksa menaikkan harga.
Harga jengkol kini melebihi harga daging ayam yang hanya dijual Rp35.000 per kilogram. Mahalnya harga tersebut diduga akibat minimnya stok di tingkat agen atau distributor.
Harga normal jengkol per kilogram di tingkat distributor biasanya Rp8.000 per kilogram, katanya, namun saat ini melambung menjadi Rp46.000 per kilogram, ditambah ongkos angkut, sehingga harga jual ke pembeli menjadi tinggi. Meskipun mahal melebihi harga daging ayam, tingkat pembelian sebulan terakhir tetap tinggi.
"Pembeli seperti tidak terpengaruh dengan mahalnya jengkol, tingkat pemakaian sepanjang bulan ini tetap tinggi. Perkiraan kami harga akan kembali normal ketika stok di tingkat distributor kembali banyak," katanya.
Kepala UPTD Pasar Cipanas Heru Haerul Hakim mengatakan, sejak satu pekan terakhir harga jengkol di pasar tersebut meroket hingga melebihi harga daging ayam. Minimnya stok di tingkat distributor diduga menjadi penyebab tingginya harga jengkol.
"Meskipun mahal jengkol tetap dicari, informasi petugas di lapangan, setiap harinya pedagang dapat menjual jengkol hingga setengah ton, meskipun harganya melambung tinggi. Kami menduga minimnya stok menjadi penyebab naiknya harga jengkol," katanya.