Kendali di Masa Pandemi Harusnya Dipegang Pakar Kesehatan, Bukan Ekonom
Masyarakat masih menganggap bahwa kegiatan atau kontak fisik, seperti perdagangan, seminar fisik dan pembelajaran tatap muka lebih efisien dan efektif dibandingkan kegiatan virtual atau kontak digital.
Ini adalah realitas mengapa pandemi tersebut bisa menimbulkan krisis ekonomi cukup berat. Pandemi Covid-19 telah membuat masyarakat tidak nyaman dan khawatir untuk melakukan kegiatan atau kontak fisik, sehingga karena pandemi tersebut masyarakat kemudian mengalami masalah ekonomi.
"Seberapa besar anggaran yang dikeluarkan oleh Komite Penanganan COVID-10 dan PEN untuk menangani masalah tersebut tidak akan cukup jika krisis kesehatan belum terselesaikan. Dengan demikian penanganan kesehatan harus menjadi prioritas utama," kata Dewinta.
Bukan cuma itu, saat ini seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 nyaris penuh, sehingga tidak mampu menampung pasien baru.
"RS rujukan maupun RS swasta keblinger menampung pasien suspek," ungkap Dewinta.
Karenanya Dewinta mengaku setuju dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang akhirnya menarik rem darurat sebagai upaya menekan angka penularan pandemi Covid-19 yang semakin meroket.
"Semoga rem darurat ini diikuti daerah-daerah lain yang menjadi urutan kedua, ketiga dan seterusnya untuk memutus mata rantai Covid-19," pungkas Dewinta. (ant/dil/jpnn)