Kenduri Swarnabhumi Menghubungkan Kembali Masyarakat & Lingkungan Sungai Batanghari
jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama sejumlah pemerintah daerah secara resmi membuka Kenduri Swarnabhumi sebagai realisasi pemajuan kebudayaan sesuai amanah UU Nomor 5 Tahun 2017 di Jambi, Jumat (12/8).
Kenduri Swarbahumi merupakan upaya menghubungkan kembali, menyebarkan luas, dan memperkuat kebudayaan Melayu dengan berbagai kegiatandi wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari.
Dengan berlangsungnya Kenduri Swarnabhumi ini, diharapkan mengingatkan kembali kebudayaan akuatik sepanjang DAS Batanghari serta kebangggan terhadap Sungai Batanghari sebagai pembangun peradaban.
Melalui Kenduri Swarnabhumi juga, diharapkan tumbuh komitmen merawat warisan tradisi serta cagar budaya nasional.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Ahmad Mahendra menjelaskan Sungai Batanghari merupakan sumber kehidupan yang saling menghubungkan antarmasyarakat yang hidup di sepanjang alirannya sejak dulu sehingga membangun suatu tradisi budaya.
“Memang masih banyak masyarakat akuatik Melayu yang meneruskan tradisi, tetapi mungkin saja belum menyadari arti penting Sungai Batanghari untuk kehidupan dan peradaban. Melalui Kenduri Swarnabhumi inilah ingin dibangun pemahaman tersebut,” ucap Mahendra, Selasa (16/8).
Oleh sebab itulah, imbuh Mahendra, penyelenggaraan Kenduri Swarnabhumi ini menjadi satu gerakan untuk menyambungkan masyarakat akuatik Melayu kembali menjadi bagian dari peradaban yang telah dimulai dari DAS Batanghari.
“Kenduri adalah gotong royong yang mencirikan kebudayaan asli Indonesia. Sedangkan Swarnabhumi adalah ‘bumi emas’ yang ada di Melayu Sumatera. ‘Emas’ itu ada di sepanjang Sungai Batanghari,” ujar Mahendra.