Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kepada Peserta Pendidikan Kader Kebangsaan PP ISKA, Franz Magnis: Pancasila Harus Jadi Pedoman

Minggu, 30 Juli 2023 – 19:11 WIB
Kepada Peserta Pendidikan Kader Kebangsaan PP ISKA, Franz Magnis: Pancasila Harus Jadi Pedoman - JPNN.COM
Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkarya Jakarta Prof. Dr. Franz Magnis Suseno didampingi Yogen Sogen sebagai moderator saat berbicara di hadapan peserta Pendidikan Kader Kebangsaan Angkatan I yang digelar Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) bertempat di Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Jakarta, Minggu (30/7/2023). Foto: Humas PP ISKA

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkarya Jakarta Prof. Dr. Franz Magnis Suseno mengatakan Pancasila sebagai nilai, cita-cita dan etika harus menjadi pedoman dalam berbagai aktivitas warga bangsa dan negara Indonesia.

Pancasila mengajarkan kita untuk hormat terhadap kebebasan beragama dengan harapan kita harus menolak ideologi-ideologi yang menyangkal nilai bangsa, harus kebal terhadap hasutan-hasutan populistik,” ucap Profesor Franz Magnis Suseno saat berbicara di hadapan peserta Pendidikan Kader Kebangsaan Angkatan I yang digelar Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) bertempat di Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Jakarta, Minggu (30/7/2023).

Pembicara lain dalam kegiatan bertema "Merdeka Dalam Keberagaman” itu adalah MM Restu Hapsari (Presidium Dialog Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan PP ISKA), Dr. A. Setyo Wibowo (Dosen STF Driyarkara), dan Moh. Aan Anshori (Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi) serta Yogen Sogen sebagai moderator.

Menurut Franz Magnis, hidup dan aktivitas dalam lingkungan yang majemuk dengan sejuta keberagaman bukan sesuatu hal yang baru dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun, belakangan ini Indonesia kerap mengalami krisis toleransi.

Franz Magnis menerangkan tantangan hari ini dan masa depan adalah radikalisme dan polarisasi yang masif di berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.

Presidium Dialog Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan PP ISKA Restu Hapsari mengatakan sebagai warga negara yang baik, kita harus mematuhi UUD 1945 sebagai hukum tertinggi dalam berbangsa dan bernegara.

“Konstitusi bukan hanya dilihat dari sisi yuridisnya saja melainkan perlu dilihat dalam arti politis dan sosiologis sehingga dapat mencapai keadilan, ketertiban serta kesejahteraan masyarakat umum,” kata Restu Hapsari.

Sementara itu, Moh. Aan Anshori selaku Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi menyampaikan keberagaman yang ada adalah kekayaan dan keindahan bangsa Indonesia yang menjadi kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju Indonesia yang lebih baik lagi.

Guru Besar STF Driyarkarya Jakarta Franz Magnis Suseno mengatakan Pancasila sebagai nilai, cita-cita dan etika harus menjadi pedoman dalam berbagai aktivitas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News