Kepala Perpusnas: Indonesia Kekurangan 500 Juta Buku yang Harus Didistribusikan
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menyampaikan bahwa sejak 2015 lalu mereka sudah memulai bermigrasi ke konten digital.
“Alhamdulilah, dua tahun belakangan ini, Perpusnas telah menjadi perpustakaan terbaik dunia dalam menyajikan jurnal ilmiah,” kata Syarif dalam talkshow yang digelar Pusat Analisis Pengembangan Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca di Jakarta, Senin (17/5).
Pernyataan ini diperkuat data bahwa sudah 6,5 juta orang pengguna aktif dalam konten digital Perpusnas yang mengakses 3 - 4 miliar artikel ilmiah.
Namun, data Perpusnas menyebutkan baru 30 juta penduduk Indonesia yang familiar dengan digitalisasi konten ilmu pengetahuan.
Dari angka itu, 6,5 juta orang di antaranya mengaku tidak bisa memisahkan hidup mereka dari ilmu pengetahuan berbasis digital.
“Itu artinya, masih terdapat kesenjangan 240 juta penduduk Indonesia yang belum terkoneksi. Ini ruang yang harus dibangun bersama,” kata Syarif.
Pada kesempatan tersebut, Syarif Bando juga membantah anggapan bahwa orang Indonesia malas membaca. Dia menegaskan bahwa budaya literasi di Indonesia sudah jauh tinggi.
Salah satu fakta yang bisa menjelaskan adalah bukti peninggalan sejarah pada abad ke-2 di Kerajaan Kutai Kartanegara, lalu berlanjut ke Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan peradaban yang tercipta pembangunan Candi Borobudur pada 724 Masehi.
Di belahan benua lain pada abad ke- 15, Christopher Colombus baru menemukan Benua Amerika. Kemudian, Abel Tasman menemukan Selandia Baru abad 16.