Kepentingan Umum
Oleh: Dahlan IskanDoktrin "what it mean to us" sudah kalah dengan "what it mean to me".
Mulai hilangnya makna "what it mean to us" sekaligus berarti hilangnya prinsip gotong royong dalam budaya lama kita.
Pahit sekali untuk mengatakan ini: kita sudah kehilangan ajaran gotong royong.
Ada yang sudah mengakui kenyataan itu. Ada yang masih mengucapkannya di pidato-pidato. Bahkan masih ada yang mengharapkan gotong royong digalakkan lagi: demi melestarikan warisan leluhur yang luhur.
Misi media untuk kepentingan umum sudah benar-benar berakhir. Media hanyalah untuk kepentingan pemilik media. Dulu pun begitu: tetapi tidak semutlak sekarang.
"Kepentingan umum" jadi barang langka. Dia telah digantikan oleh "kepentingan diri sendiri".
Tentu itu sesuai dengan naluri manusia, salah satunya, adalah serakah. Naluri yang lain: mementingkan diri sendiri.
Yang masih memberikan harapan adalah: manusia juga punya naluri untuk mendapatkan kehangatan, pengakuan, dan cinta dari orang lain.