Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kepri Peringkat Kelima Penerima Investasi Asing Terbanyak di Indonesia

Selasa, 13 Agustus 2019 – 23:17 WIB
Kepri Peringkat Kelima Penerima Investasi Asing Terbanyak di Indonesia - JPNN.COM
Peresmian pabrik PT Pegatron di Batamindo, Mukakuning. Perusahaan elektronik tersebuy ke depannya memerlukan sekitar 1.800 tenaga operator. Foto: Rifki Setiawan/batampos.co.id

jpnn.com, BATAM - Investasi asing di Batam pada triwulan kedua ini masih belum bisa menyamai dua tahun yang lalu, tapi secara keseluruhan nilai investasi asing di Kepri justru mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kepri mendapat limpahan investasi asing sebanyak 451 juta Dolar Amerika dari 408 proyek hingga triwulan kedua. Dari jumlah tersebut, Batam menyumbangkan 103 juta Dolar Amerika atau sekitar 23 persen.

BACA JUGA: The Jakmania: Kami Kecewa Ferry Paulus, Persija Kami Buruk Sekali

Kepri duduk di peringkat lima penerima investasi asing terbanyak setelah Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah dan Banten. Di Jawa Barat, investasi asing cukup mentereng mencapai 1,5 triliun Dolar Amerika dari 3.050 proyek. Sedangkan di Jawa Tengah, sejak beroperasinya Kawasan Industri di Kendal, investasi yang diraup sudah mencapai 733 juta Dolar Amerika.

Pada tahun 2018 di triwulan kedua, investasi asing di Kepri mencapai 831 juta Dolar Amerika dari 804 proyek. Kepri duduk di peringkat 11. Batam sendiri menyumbang 95 juta Dolar Amerika atau sekitar 11 persen.

Sedangkan pada tahun 2017 di triwulan kedua, investasi asing di Kepri capai 1,3 miliar Dolar Amerika. juta Dolar Amerika dan duduk di peringkat 12. Batam sendiri menyumbang 466 juta Dolar Amerika atau sekitar 30 persen.

Secara peringkat, Kepri memang membaik karena melesat ke lima besar. Tapi khusus untuk Batam, justru makin melempem karena kontribusi investasi secara keseluruhan terus menurun. 

Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Edi Putra Irawadi mengatakan penyebabnya karena adaya wewenang tak terlihat (invisible authority, red). Bentuknya tidak kelihatan di permukaan, tapi dalam praktiknya menggangu jalannya investasi dan ekspor di Batam.

Investasi asing di Batam pada triwulan kedua ini masih belum bisa menyamai dua tahun yang lalu, tapi secara keseluruhan nilai investasi asing di Kepri justru mengalami peningkatan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close