Kera Slow
Oleh: Dahlan IskanKurang protein itu lantaran makan mereka yang hanya lebih banyak buah. Ahli gizi binatang itu lahir di Bulungan, besar di Penajam, dan kuliah di Yogyakarta. Dua tahun bekerja di sini dia punya ide: menciptakan kue bergizi untuk binatang.
Kembali ke harimau. Delapan ekor itu awalnya hanya satu pasang. Dari Taman Safari.
Di sinilah pasangan itu melahirkan untuk kali pertama: sepasang. Mati semua. Lalu melahirkan lagi sepasang. Hidup semua. Lalu melahirkan lagi dua kali. Masing-masing sepasang.
Sedang koleksi kudanya bukan kuda biasa. Datuk Low suka kuda mini. Tingginya, tertinggi, hanya 80 cm. Didatangkan dari Belanda. Sebanyak 12 ekor.
Itulah sebabnya kandang kuda mini itu harus diberi AC. Masing-masing kuda diberi nama.
Saya masuk kandangnya Linda. Cantik. Dengan ekor kudanya yang seksi. Dan rambutnya terurai.
Koleksi keranya lengkap sekali. Termasuk kera putih. Juga kera dari banyak negara. Saya lagi cari-cari kera yang wajahnya mirip saya: tidak ketemu.
Yang terbaru: ada kera "slow motion" dari Thailand –kera yang lucu karena geraknya sangat-sangat lambat.