Kerbau Kurban Ngamuk, Satu Bocah Gegar Otak
Meski coba dikepung warga, amukan kerbau bertanduk itu tidak dapat dibendung.
Sam Abdul Malik dan Nusa yang berada di lokasi panik. Berusaha menghindar, bocah kelas 1 dan kelas 6 SD itu malah jatuh tersungkur di tengah kerumunan. Bak kesetanan, kerbau liar itu terus berlari menyerang warga, melintasi gang-gang kecil di lokasi kejadian.
”Karena panik, dua anak ini jatuh sampai nyusruk. Lukanya itu memar karena jatuh kebentur kayu dan batu kerikil,” terang Asep juga.
Tak sanggup meredam amukan kerbau, warga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kalideres. Di depan RS Hermina, polisi terpaksa meletuskan tembakan.
”Kebau ngamuk berhentinya saat ditembak sama polisi. Pakai dua pistol sama senapan laras panjang,” tutur Yahya (50), warga lainnya yang menyaksikan penembakan tersebut. Kata Yahya juga, kerbau tersebut tidak juga bisa dilumpuhkan, lantaran berulang kali tembakan polisi meleset.
”Ada sekitar 8 kali tembakan. Dua kali kena pistol kecil belum ambruk juga. Terus 2 kali lagi ditembak pakai laras panjang, baru tuh kerbau ambruk di pinggir jalan, terus disembelih di tempat,” ungkapnya lagi.
Sementara itu Santoso, ayah dari Syaifullah ini tampak lemas memikirkan nasib putranya yang terkapar di ruang Instalasi Gawat Darurat RS Hermina Daan Mogot.
”Anak saya gegar otak. Kata dokter, ada pendarahan sedikit di bagian dalam kepalanya. Harus segera dioperasi,” tuturnya ketika ditemui INDOPOS (Grup JPNN).
Pria asal Leuwi Liang, Bogor Jawa Barat ini mengaku bingung, ke mana harus mencari biaya pengobatan. Sementara, biaya operasi di rumah sakit tersebut diperkirakan Rp 100 juta.
”Makanya, secepatnya anak saya harus dipindahkan ke rumah sakit pemerintah, mungkin bisa ngeringanin biayanya,” ujar Santoso, yang bekerja sebagai kuli bangunan itu.
Warga Gang Madrasah RT 05/01, Kalideres, Jakarta Barat itu juga mengatakan, luka di kepala belakang anaknya itu karena terbentur setelah diseruduk kerbau dari belakang.
Dia menuturkan, pagi itu anaknya sedang asyik bermain petak umpat dan lari-larian bersama 3 temannya, di gang kecil dekat rumahnya.
Tanpa sadar kerbau yang mengamuk datang dari arah belakang. ”Diseruduk dari belakang, badannya sampai keangkat sama kepala kerbaunya. Terlempar terus terpelanting ke aspal jalan. Terbanting dan benturan keras di kepalanya itu yang bikin lukanya parah,” beber Santoso dengan nada pelan.
Sejauh ini, Santoso memastikan tidak menuding kecelakaan tersebut merupakan tanggung jawab warga. Dia hanya berharap anaknya lekas sembuh.
”Gak, gak ada yang bisa disalahin. Ini kan musibah. Tapi saya bingung aja ini harus nyari biaya operasi dari mana,” cetusnya juga. Santoso juga mengatakan anaknya selalu ngeluh pengap dan kepalanya sakit. (asp)