Kereta Cepat Jakarta - Surabaya via Bandung
Kesepakatan Kerjasama Indonesia - JepangLutfi menambahkan, kereta super cepat akan bisa bersaing dengan layanan pesawat. Dia mencontohkan di Jepang, kereta super cepat atau kereta peluru rute Tokyo-Osaka memerlukan waktu tempuh 100 menit, sedangkan pesawat hanya 50 menit.
"Nyatanya, layanan kereta tetap laris, karena mereka juga menghitung waktu yang dibutuhkan dari rumah menuju bandara," ucapnya.
Sebagai gambaran, rute Jakarta-Surabaya yang berjarak sekitar 700 kilometer (tergantung jalur) bisa ditempuh dengan kereta super cepat berkecepatan 270 - 300 kilometer (km) per jam dalam waktu sekitar 3 jam. Jika menggunakan pesawat, waktunya mungkin hanya kurang dari 1,5 jam.
"Tapi, perjalanan dari rumah menuju bandara (di Jakarta) bisa sampai 1-2 jam dan harus tiba di bandara minimal 1,5 jam sebelum keberangkatan untuk check in dan lain-lain. Jadi, kalau dihitung-hitung, total waktu yang dibutuhan mulai dari rumah ke bandara, lalu terbang dari Jakarta ke Surabaya bisa lebih dari 4 jam juga, belum lagi kalau pesawatnya delay. Jadi, layanan kereta super cepat masih kompetitif," jelasnya.
Hatta menambahkan, beberapa proyek lain yang juga masuk dalam kesepakatan kerjasama Indonesia-Jepang adalah groundbreaking pembangunan proyek Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) jalur Utara-Selatan serta penyelesaian implementasi proyek utama, termasuk rekonstruksi stasiun pompa timur di Pluit.
"Ada juga proyek MRT Jalur Timur-Barat dan Jawa-Sumatra Interconnection Transmission Line yang akan dipercepat pada tahun 2020," ujarnya.
Selain itu, lanjut Hatta, Indonesia dan Jepang juga sepakat meningkatkan kerjasama investasi dengan meninjau kembali regulasi untuk mempromosikan investasi langsung dari Jepang ke Indonesia, termasuk dalam hal kemudahan lisensi impor, prosedur bea masuk pelabuhan, isu visa tenaga kerja, serta prediktabilitas hukum dan regulasi.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, pada 2012 Jepang menjadi negara dengan investasi langsung terbesar ke-2 di Indonesia dengan total investasi USD 2,45 miliar.