Kereta Cepat SFO-LA
Dahlan IskanTiga puluh enam (36) tahun kemudian proyek baru bisa dimulai: 2015. Saat Barack Obama jadi presiden. Obama separtai dengan Jerry Brown.
Sang Naga sudah telanjur bangun karena sudah cukup lama tidur. Sudah lari ke sana ke mari. Bahkan sudah terbang. Tinggi. Sudah punya maglev berkecepatan 415 km/jam di Shanghai. Sudah punya jaringan kereta cepat 350/jam di seluruh negeri.
SFO-LA dimulai. Dimulai bukan berarti cepat selesai. Khas negara demokrasi. Pun sampai hari ini proyek whoosh 750 km itu masih belum setengahnya. Biayanya sudah membengkak lebih Rp 300 triliun --antara lain karena dihitung dengan rupiah sekarang.
Kini Biden, dari partai yang sama, mendorong lagi agar proyek itu bisa selesai. Jerry Brown kini sudah berumur 86 tahun. Kita doakan masih sempat naik kereta itu kelak, di usianya yang 100 tahun.
Mungkin lebih cepat dari itu. Semangat mempercepatnya muncul.
Sekarang bahkan pembicaraan proyek lanjutannya, LA ke LV dimatangkan. Mungkin optimis Joe Biden terpilih lagi. Jangan-jangan juga bisa menang di basis Republik di Texas.
Kelihatannya proyek Texas, Houston-Dallas, tidak akan bernasib seperti SFO-LA. Anda sudah tahu: salah satu penghambat SFO-LA yang begitu parah adalah keterlibatan Sang Naga.
Proyek itu akan didanai Tiongkok. Dengan teknologi Tiongkok.