Keris Bertuah dari Penjaga Makam, Ada Lambang Golkar
Sebelum, mengembalikan keris ke dalam etalase, Muzhar menyempatkan diri bercerita. Awalnya ia berfikir, menghadiahi keris itu ke Wali Kota Mataram, Ahyar Abduh. “Ya kebetulan saya cukup dekat dengan beliau, apalagi beliau kan (politisi) Golkar,” ulas Muzhar.
Kedekatan dia dengan sang Wali Kota, bukan tanpa cerita. Pada awalnya, Muzhar adalah kader fanatik partai tua juga. Tetapi kemudian, ia memutuskan bergabung dengan Golkar dan ‘dibai’at’ langsung oleh Ahyar.
“Saat itu, di pendopo, ada beberapa pejabat pemerintah yang hadir, saya duduk di tengah-tengah seperti orang yang tengah disidang,” kenangnya. Ia tersenyum lagi.
Di situlah, Muzhar mengucapkan sumpah janji setia, mengikuti arah politik Ahyar. “Saya bilang ke beliau, ‘sejak saat ini saya ikut anda (Ahyar), tetap di Golkar’,” Muzhar lagi-lagi tersenyum. Baginya itu, pengalaman yang sangat menarik dan berkesan.
Tetapi kemudian, ia mengurungkan niat memberikan gratis keris unik itu. Pasalnya, Muzhar khawatir, pemberiannya masuk dalam catatan gratifikasi. Sehingga bisa jadi preseden buruk, dirinya dan sang Wali Kota, suatu ketika.
“Ya tapi gak jadi, nanti dianggap gratifikasi. Beliau kan pejabat publik, nanti orang ngira-ngira ada mau saya, ngasih ini-itu ke beliau,” tutupnya.(*/r6/sam/jpnn)