Kertajati Adalah Masa Depan
jpnn.com, BANDUNG - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jabar membantah pemindahan rute ke BIJB Kertajati berpengaruh terhadap penurunan wisatawan, khususnya mancanegara di Kota Bandung yang tiba melalui Bandara Husein Sastranegara.
Sebelumnya, Provinsi Jabar memang mengandalkan Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung yang merupakan enclave sipil (bandara bagi sipil di kawasan militer) sebagai penyokong utama transportasi udara bagi hampir 50 juta penduduknya.
Dan untuk menata rute, Kementerian Perhubungan RI pun menetapkan 13 rute penerbangan domestik pesawat bermesin jet yang ada di Bandara Husein Sastranegara dipindah ke BIJB Kertajati mulai 1 Juli 2019.
Sebanyak 13 rute tersebut antara lain, Surabaya, Denpasar, Kualanamu, Yogyakarta, dan Lombok. Sementara penerbangan internasional termasuk Malaysia dan Singapura tidak turut dipindahkan.
Kini, muncul klaim bahwa pemindahan rute ke BIJB Kertajati berpengaruh terhadap penurunan wisatawan khususnya mancanegara di Kota Bandung yang tiba melalui Bandara Husein Sastranegara.
Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari, terdapat penurunan 150 ribu wisatawan sepanjang 2019 (hingga pertengahan Oktober). Itu berpegaruh terhadap penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung yang 33 persennya disokong sektor pariwisata khususnya oleh wisatawan Malaysia dan Singapura.
”Sejak diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo pada 24 Mei 2018, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar pun terus mendorong dan mendukung fungsi BIJB Kertajati sebagai bandara utama Jabar,” tegas Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jabar Hery Antasari, Kamis (31/10).
Hery Antasari menegaskan, klaim penurunan itu harus berdasarkan kajian teknokratis dan akademis. Sebab, Hery mengaku, data yang dia terima menyebutkan bahwa angka 150 ribu tersebut (tepatnya 155 ribu orang) merupakan jumlah keseluruhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Bandung dalam satu tahun.