Kesaksian Marco Polo saat Berangkat Bersama Pasukan Monggol Menyerbu Singosari
Musim panas usai. Rombongan kami mengikuti Kaisar Khubilai ke Istana Khanbalik (Peking). Kami terkagum-kagum. Baru sekali ini melihat istana seindah itu. Dibanding Istana Doge di Venesia sungguh jauh berbeda.
Pun demikian, Kaisar tidak hidup mewah. Ia lebih senang tidur di kemah, di alam terbuka, dan senang bergaul dengan rakyatnya.
Hanya sayang pembantu-pembantunya kebanyakan suka berbuat curang. Karena itulah Bangsa Shin tidak menyukai pemerintahan Bangsa Tartar.
Di Propinsi Shecuan, rakyat berbangsa Shin tidak mau bayar pajak. Beberapa petugas pajak digantung. Kaisar menghancurkan pemberontak dengan kekerasan.
Tapi, pemberontakan lainnya berkecamuk di Propinsi Yunan, Kwangsi, Kwantung dan Kiangshi.
Martino (kawan kecil Marco Polo di Venesia--red) mengusulkan agar kami membantu Kaisar. Alasan dia, Bangsa Shin bukan hanya ingin menumpas Bangsa Tartar saja, tapi juga orang asing lainnya. Aku setuju.
Ketika rencana ini kusampaikan kepada ayah, dia menjawab, “itu terserah kalian. Tapi aku dan pamanmu tak akan ikut campur.”
Aku, Martino dan Piter ikut bersama tentara Monggol ke setiap pertempuran. Tapi kami tak pernah berhadapan dengan musuh. Kami cuma merawat yang luka.