Kesaksian Para Korban Bom Bunuh Diri yang Nyawanya Nyaris Terenggut
Beni Selamat Berkat Tembok dan Sepeda OnthelSenin, 26 September 2011 – 08:08 WIB
"Saat saya turun, baru empat tangga dari lantai dua menuju ke pintu keluar, tiba-tiba ada ledakan. Saya dan teman-teman jemaat mengira AC-nya meledak. Sebab, ada kepulan asap tebal di pintu masuk gereja. Tapi, setelah asap hilang, tahu-tahu ada yang tergeletak penuh darah di samping pintu," kata Ninuk.
Ninuk memang terbiasa keluar dari ruang kebaktian paling akhir. Saat itu dia duduk di sebuah kursi lantai dua bersama sang buah hatinya, Vella, 11. Setelah jemaat mulai berkurang, Ninuk turun menuju pintu utama gereja.
Ketika terjadi ledakan, posisi Ninuk hanya berjarak sekitar tujuh meter. Ketika mengetahui kejadian yang sesungguhnya, dia langsung memeluk buah hatinya dan tak lupa memanjatkan puji syukur karena selamat dari tragedi itu. Terhindar dari tragedi itu merupakan suatu mukjizat dari Tuhan bagi dirinya. Alasannya, baru kali ini anaknya ikut duduk menemaninya setelah kebaktian. Padahal, Vella sering berdiri tepat di lokasi kejadian ketika menunggu dirinya selesai kebaktian.