Keseharian Busyro, sang Ketua KPK Baru di Mata Kolega dan Keluarga
Tolak Pakai Pengawalan karena Merasa seperti AmbulansSabtu, 27 November 2010 – 07:18 WIB
Padahal, mobil dinas tersebut benar-benar berhenti karena macet total. Sebelum Elza sempat bertanya, sebuah mobil ambulans kebetulan lewat dengan suara sirene yang keras. "Apa bedanya pengawalan sama mobil ambulans?" tanya Busyro kepada Elza. Elza menggeleng. "Sama-sama ada tulit-tulit (suara sirene, Red). Kamu mau naik mobil pakai tulit-tulit kayak ambulans?" kelakarnya. Keduanya pun tergelak.
Soal memilih mobil dinas pun ada ceritanya. Salah satu orang dekat Busyro menuturkan, Busyro tak pernah "rewel" soal mobil dinas. Awalnya, dia enggan meminta jatah mobil dinas sedan Toyota Camry 3.000 cc. Dia lebih sreg menggunakan mobil dinas KY yang lebih sederhana, yakni Toyota Kijang Innova. Namun, pilihannya itu justru mempersulit Busyro setiap bertandang ke Istana. Sebab, protokoler hanya bisa mempersilakan masuk mobil dinas resmi milik para pejabat setingkat menteri. Akibatnya, mobil Kijang Innova diparkir agak jauh dan Busyro harus rela berjalan kaki.
Lambat laun, Busyro pun luluh. Dia akhirnya mau menerima jatah mobil dinas. Tapi, dia mengajukan syarat. Dia emoh menggunakan Camry 3.000 cc milik umumnya menteri. Dia meminta mobil dengan volume silinder yang lebih rendah, yakni 2.400 cc. "Biar hemat bahan bakar," kata orang dekat Busyro itu. Busyro juga dikenal sebagai orang yang tak mau mencampuradukkan urusan negara dan pribadi. Karena itu, dia menempatkan satu mobilnya di rumah dinas di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat. Untuk urusan pribadi, mobilnya cukup sederhana. Yakni, Toyota Avanza.