Kesurupan Massal, Seluruh Siswa SMPN 1 Payakumbuh Diliburkan
Namun, keesokan harinya atau Jumat (19/10), murid-murid SMPN 1 Payakumbuh, kembali terlihat kemasukan setan atau roh jahat, sehingga bertindak aneh-aneh di luar akal sehat manusia.
"Pada Jumat itu, murid yang kesurupan menjadi enam orang. Tidak hanya murid Kelas VII, tapi juga murid Kelas VII," ujar Defi, satu-satunya Kepala SMP di Sumbar yang sedang diundang Kemendikbud mengikuti seleksi Kepala Sekolah Indonesia di Jepang.
Menyikapi peristiwa kesurupan yang berlarut-larut ini, Defi yang terus berkoodinasi dengan Dinas Pendidikan, Komite Sekolah, dan majelis guru, akhirnya sepakat menggelar rukiah pada Senin lalu (22/10).
Rukiah massal yang digelar di halaman sekolah tersebut, justru membuat murid-murid menjadi pingsan. Keterangan Defi, murid yang sempat pingsan saat rukiah massal, mencapai belasan orang.
"Saat dilakukan rukiaah massal pada Senin itu (22/10), memang ada belasan murid yang pingsan. Tapi karena saat itu, tim yang membantu proses rukiah ada di sekolah, sehingga masih dapat diatasi. Lalu, pada Selasa (23/10), setelah dilakukan kembali proses belajar-menggajar, ternyata masih ada murid mengalami kesurupan. Tidak hanya murid kelas VII dan kelas VIII, tapi juga murid kelas IX. Selain murid, satu guru juga sempat merasa pusing-pusing," ujar Defi.
Atas peristiwa yang sudah terjadi secara beruntun itulah, Komite SMPN 1 bersama majelis guru dan Dinas Pendidikan, memutuskan untuk meliburkan seluruh murid. "Iya, kita sudah mengetahuinya.
“Karena kondisi, memang diliburkan. Tapi hari-hari yang tersita untuk proses belajar-mengajar, diusahakan diganti pada hari lain. Supaya (murid-murid) tidak terlalu tertinggal," kata AH Agustion, Kepala Dinas Pendidikan Payakumbuh, saat dikonfirmasi secara terpisah.
AH Agustion juga mengajak murid-murid SMPN 1 Payakumbuh, meningkatkan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.