Ketahui 6 Komplikasi Oplas yang Dilakukan Ratna Sarumpaet
3.Infeksi
Pada dasarnya hampir semua tindakan operasi memiliki risiko infeksi sesudahnya. Operasi implan payudara, misalnya, bisa menimbulkan selulitis (infeksi pada kulit). Terlebih jika lansia memiliki riwayat penyakit lain seperti diabetes, risiko infeksi pun dapat lebih tinggi. Untuk kasus yang serius, infeksi membutuhkan pengobatan berupa injeksi antibiotik.
4.Jaringan parut
Tindakan medis apa pun yang membutuhkan sayatan pada kulit dapat menyebabkan risiko jaringan parut di kulit, termasuk operasi plastik. Pada beberapa orang, jaringan parut setelah operasi bisa menyebabkan timbulnya keloid. Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi terbentuknya bekas luka pada seseorang, antara lain kedalaman luka, ukuran luka, lokasi luka dan faktor genetik.
5.Kerusakan organ dalam
Salah satu komplikasi yang dapat terjadi setelah operasi sedot lemak adalah terjadinya perforasi (robekan). Selama proses sedot lemak, kanula atau alat operasi yang digunakan oleh dokter berpotensi menyebabkan perforasi. Misalnya, jika operasi sedot lemak dilakukan pada perut, dapat menyebabkan robekan pada usus. Untuk mengatasinya, dibutuhkan tindakan operasi tersendiri, bahkan jika tidak segera ditangani bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian.
6.Emboli
Emboli dapat terjadi ketika jaringan lemak yang 'longgar' memasuki peredaran darah melalui robekan pembuluh darah – yang terjadi saat prosedur operasi sedot lemak. Serpihan-serpihan lemak dapat "terjebak" di dalam pembuluh darah dan menyumbat pembuluh darah di paru-paru, bahkan bisa juga masuk ke otak. Gejala emboli paru adalah sesak napas atau kesulitan bernapas.