Ketahuilah, 40 Persen Petahana Tumbang
Namun, yang menjadi perhatiannya adalah tumbangnya 40 persen calon petahana.
Dia menilai fenomena tersebut sebagai hal yang menarik. Sebab, dengan sejumlah keuntungan dan akses politik yang relatif lebih kuat, semestinya petahana mudah menang.
Titi menilai itulah penanda demokrasi Indonesia makin tumbuh. Masyarakat mulai bisa mengevaluasi kinerja seorang kepala daerah selama menjabat.
Ketika petahana tidak terpilih lagi, berarti rakyat tidak puas dengan capaiannya.
’’Ini menandakan kedewasaan politik rakyat dalam memberikan evaluasi atau hukuman atas kinerjanya,’’ jela Titi.
Di Kota Cimahi, misalnya, petahana tumbang setelah yang bersangkutan tertangkap tangan KPK.
Meski demikian, yang terpilih tidak lantas mengindikasikan kepuasan masyarakat.
’’Bisa juga karena calon lainnya tidak bagus. Atau karena minimnya variasi paslon,’’ katanya.