Ketahuilah, Hanya Jenazah Bung Tomo yang Bisa Dibawa Pulang
jpnn.com - JAKARTA - Wacana pemulangan jenazah jamaah haji asal Indonesia yang menjadi korban robohnya crane dan insiden di Mina, terus menguat.
Namun, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengklaim telah menghubungi seluruh keluarga korban, yang disebutnya sebagian besar telah mengikhlaskan jenazash famili, sanak saudara, kerabatnya dimakamkan di Tanah Suci.
Pengamat penyelenggaraan haji, Mohammad Subarkah, menduga, pihak kemenag belum menghubungi seluruh keluarga korban tewas. Kalau pun sudah, lanjutnya, dilihat dari kalimat menag yang menyebut "sebagian besar", berarti ada keluarga yang minta jenazah korban dibawa pulang ke tanah air.
Subarkah mengakui, memang prosedur pemulangan jenazah dari Tanah Suci tidak gampang, birokrasinya ribet, perlu identifikasi yang lama. Namun, lanjutnya, jika pemerintah Indonesia serius melobi pemerintah Arab Saudi, bisa saja jenazah dipulangkan ke tanah air. Hal ini pernah dilakukan terhadap jenazah Bung Tomo, yang meninggal di Padang Arafah pada 7 Oktober 1981.
Tokoh sentral perlawanan rakyat Surabaya melawan penjajah Belanda itu bisa dipulangkan setelah melalui proses lobi yang panjang.
"Jadi, memang dalam sejarah kita, hanya jenazah Bung Tomo satu-satunya yang bisa dibawa pulang. Itu pun delapan bulan setelah meninggal, setelah mantan perdana menteri pertama RI M Natsir selaku ketua Rabithah Al Islami menyurati langsung kepada raja Arab Saudi saat itu agar jenazah Bung Tomo bisa dibawa pulang,’’ ujar Barkah kepada JPNN kemarin (6/10).
Berdasar cerita putra Bung Tomo yakni Bambang Sulistomo, lanjut Barkah, saat itu pemerintah Indonesia sampai mengirim pakar forensik Muin Idris untuk mengidentifikasi jenazah Bung Tomo.
Dengan demikian, lanjut Barkah, jika pemerintah mau serius, pemulangan jenazah sangat dimungkinkan, meski prosedurnya bertele-tele dan lama. "Buktinya Iran dikabarkan bisa memulangkan jenazah warganya," ujar penulis buku Lelaki Buka Melihat Kabah itu.