Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ketahuilah, Lompat Batu Ada Ritualnya

Jumat, 15 April 2016 – 00:08 WIB
Ketahuilah, Lompat Batu Ada Ritualnya - JPNN.COM
Atraksi Lompat Batu di Desa Orahili Fau, desa tertua kedua di Nias. Foto: Dame Ambarita/Sumut Pos/JPG

Ternyata tidak ada yang instan. Mereka harus berlatih sejak kecil. Caranya, dengan melompati  tali karet yang dipegangi dua orang. Secara bertahap, tinggi tali karet ditingkatkan seiring kemampuan si anak.

Mirip dengan permainan lompat tali ala anak-anak perempuan. Bedanya, lompat tali ala anak perempuan dilakukan dengan mengaitkan kaki kanan ke tali karet, menariknya ke bawah, lantas menarik kaki kiri melewatinya. Itupun dilakukan di atas tanah berpasir, atau tanah berumput tebal.

Sedangkan di Orahili Fau, tali karet itu harus dilompati tanpa sedikit pun menyentuhnya. Dan semuanya dilakukan di atas bebatuan keras. Uhh....

Mengapa pemuda Nias harus mampu lompat batu?

Konon dulu, jelas Kepala Suku Orahili Fau, Miliar Fau, desa-desa di Nias sering berperang satu sama lain. Misalnya, karena persoalan tapal batas desa, karena pembunuhan, penculikan, dan sebagainya.

Untuk menghindari serangan, banyak desa yang memasang pagar batu yang tinggi sebagai pertahanan, plus ’pagar gaib’. Nah, untuk melompati pagar inilah, para pemuda dilatih lompat batu.

Tinggi batu dibuat setara tinggi pagar desa lawan. Dan untuk melompati ’pagar gaib’ desa lawan, di bawah hombo batu ada tumbal kepala manusia.

Jumlahnya bisa beberapa kepala. Keberadaan tumbal ini sebagai ujian bagi para pemuda untuk melihat apakah mereka mampu melompati ’pagar gaib’.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News