Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ketemu Lokasi PLTA Berkelas Emas, Kelelahan Lunas

Jumat, 19 Agustus 2011 – 03:13 WIB
Ketemu Lokasi PLTA Berkelas Emas, Kelelahan Lunas - JPNN.COM
KERAMAHAN PAPUA: Dahlan Iskan saat berkumpul dan bercanda dengan warga Wamena, Papua. Foto: PLN for Jawa Pos
Penduduk setempat, yakni Suku Wamena yang berwajah cendekia, bertanam hortikultura di tebing-tebing seperti itu: ketela, kentang, wortel, berbagai jenis keladi, jagung, jahe, kecipir, dan sebangsanya. Keladi Wamena, apalagi yang berwarna ungu, luar biasa enaknya. Dua malam di Wamena, saya tidak henti-hentinya menikmati keladi ungu itu.

 

Ketergantungan pada tanaman setempat itulah, rupanya, yang mengakibatkan penduduk terkena bencana kelaparan yang menghebohkan lima tahun lalu ketika terjadi kemarau panjang di situ. Saat ini, dengan hujan yang cukup, semua tanaman kelihatan memberikan harapan. Dan, babi-babi yang berkeliaran di setiap pekarangan kelihatan gemuk-gemulai.

Banyaknya babi itu pula yang mengakibatkan perjalanan ini lebih berat lagi. Penduduk umumnya membuat pagar batu yang menutup jalan setapak tersebut untuk menghalangi babi merusak tanaman. Tapi, kami bukan babi sehingga selalu mampu melompatinya, meski kadang harus merayapinya. Atau, harus dengan cara menaiki sebatang kayu. Sesekali memerlukan pertolongan orang lain agar pantat bisa terangkat.

 

Bahwa ekspedisi ini tidak menyiksa, semata-mata karena kami memang sedang dalam antusiasme yang tinggi untuk menemukan lokasi PLTA itu. Apalagi, kami bisa menikmati pemandangan yang tidak mungkin ditemukan di tempat lain: alami tapi eksotis. Menengok ke kanan atas, kami melihat perbukitan yang berebut menuding langit. Menengok ke kiri bawah, kami melihat aliran sungai yang berbatu dengan suara air deras yang mistis. Sesekali kami berpapasan dengan banyak anak muda, laki-perempuan, dari Spanyol yang ternyata sangat menyukai wisata jenis ini.?

HUJAN turun sepanjang malam di Wamena. Sambil makan sahur di pedalaman Papua yang dingin itu, saya mengkhawatirkan gagalnya acara penting keesokan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close