Ketika Bahasa Indonesia Menjadi Pelajaran Wajib di Sekolah di Australia
Khusus Burgmann Anglican School, KBRI Canberra sudah sejak tahun 2008 mendukung minat pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah ini dengan meminjamkan seperangkat gamelan Bali.
Ketika para murid ditanya motivasi belajar Bahasa Indonesia, salah seorang murid bernama Saxon, siswa kelas 10, yang bercita-cita menjadi pengusaha sukses, berpendapat bahwa Bahasa Indonesia akan sangat penting bagi dunia bisnis. Sementara, murid lainnya, Hamish, mengaku bahwa Bahasa Indonesia sangat bermanfaat bagi dirinya yang berambisi kelak menjadi seorang diplomat.
Yang menarik, suasana Indonesia di Burgmann Anglican School sangat terasa. Di ruang khusus Bahasa Indonesia, semua murid diwajibkan berbicara dalam Bahasa Indonesia melalui stiker yang ditempel di dinding bertuliskan 'Keep Calm and Speak Indonesian'.
Di samping itu, ketika mengetahui kehadiran Dubes Nadjib yang didampingi Atase Pendidikan, Prof. Ronny Rachman Noor dan Koordinator Fungsi Pensosbud pada KBRI Canberra, Iwan Freddy Hari Susanto, sejumlah murid yang tengah beristirahat dan bermain-main, dengan serta merta langsung menyapa secara ekspresif ucapan seperti 'Selamat pagi Pak? Apa kabar?' dan 'Terima kasih'.
Kunjungan Dubes Nadjib ke Burgmann Anglican School ditutup dengan makan siang bersama dengan menu masakan Indonesia dan cemilan ringan khas Nusantara, yakni dadar gulung dan risoles.