Ketika Musuh Jadi Teman demi Menjegal Kurdistan
Reaksi dunia terhadap referendum Kurdi juga memunculkan fenomena baru. ’’Untuk kali pertama sepanjang sejarah, negara-negara yang biasanya tidak pernah kompak kini sepakat menentang referendum Kurdi,’’ kritik Rasheed.
Negara yang dia maksud adalah Syria, Irak, Iran, Turki, AS, dan Inggris. Padahal, selama ini Kurdi membantu pihak-pihak tersebut memerangi ISIS.
Sekarang ISIS berada di kubu yang sama dengan mereka dan menentang keras referendum kemerdekaan Kurdi itu.
Kepada masyarakat internasional, AS dan sekutunya menegaskan bahwa hasil referendum kemerdekaan Kurdi tersebut hanya akan mengacaukan perang antiteror.
Padahal, saat ini ISIS tersudut dan kemenangan sudah di depan mata. ’’Itu argumen yang sangat lemah. Peshmerga (pasukan paramiliter Kurdi, Red) jelas akan membela wilayah Kurdi dari kekuatan apa pun, termasuk ISIS,’’ tegas Rasheed.
Merdeka atau tidak, menurut Rasheed, Peshmerga tetap bertugas mengamankan wilayah Kurdi. ’’Semua ancaman keamanan terhadap Kurdi tetap dienyahkan. Itu sudah menjadi tugas utama Peshmerga,’’ terangnya.
Maka, alasan AS dan Inggris tentang hasil referendum Kurdi yang bisa melemahkan koalisi antiteror di Timur Tengah tidak berdasar. (AP/Reuters/CNN/BBC/hep/c22/any)