Ketika Para Dubes dan Ekspatriat Belajar Bahasa Indonesia di Jogja (2-Habis)
Susah Bedakan Susu Kedelai dan Susu KeledaiSabtu, 07 Maret 2009 – 06:19 WIB
''Tapi, mereka tidak lama di sini. Hanya mendapat pelajaran singkat. Pokoknya bisa menyapa dan membuat kalimat-kalimat simpel dalam bahasa Indonesia,'' jelas wanita berambut panjang itu.
Sebenarnya, ujar dia, pelajaran bahasa Indonesia yang diberikan di Wisma Bahasa tidak dilakukan menggunakan sistem klasikal, yakni dalam sebuah kelas dengan seorang pengajar. Tapi, kelas dijalankan dengan satu murid yang diajar empat hingga lima guru. Masing-masing guru memiliki tugas sendiri. ''Nah, dari lima guru itu lantas ada satu yang bertanggung jawab penuh,'' ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Direktur Wisma Bahasa Agus Soeharjono. Lelaki asli Jogja tersebut menuturkan, dengan sistem seperti itu, interaksi antara guru dengan murid menjadi intensif. Pemahaman mereka terhadap bahasa Indonesia sebagai budaya dan bahasa pun bisa lebih matang.