Ketika 'Surga' Diserang
Dalam sejarah tutur ini, kita akan mendengar cerita warga Australia dan Bali yang selamat, mantan polisi dan yang masih bertugas di kepolisian Australia, seorang wartawan yang meliput kejadian ini dan seorang pakar terorisme.
Bersama, mereka merajut kembali cerita bom Bali, peristiwa yang menewaskan warga Australia terbanyak dalam sebuah aksi teror.
(Semua hasil wawancara telah dipersingkat dan diedit penyampaiannya supaya lebih jelas.)
Kehidupan malam
Warga lokal dan turis, khususnya tim olah raga Australia yang merayakan akhir musim, pergi ke Pantai Kuta untuk menikmati kehangatan cuaca, keindahan pantai dan suasana pesta di sana.
ALAN ATKINSON, mantan wartawan ABC dan salah satu yang pertama tiba di tempat kejadian perkara: Waktu itu hari Sabtu malam. Suasananya sangat berwarna, ramai dan hangat di Kuta. Kami makan di klub malam, di dekat gang Poppies yang terkenal, lalu menyusuri pantai Kuta menuju hotel saat matahari terbenam.
ERIK DE HAART, penyintas dan anggota klub liga rugby Coogee Dolphins: Saya satu kamar dengan Shane Foley dan Gerard Yeo dan kita tiba di hotel sekitar jam 16:00. Kami berenang sebentar, siap-siap, pergi makan malam lalu berjalan menuju Sari Club.
GLEN MCEWAN, anggota kepolisian Australia yang ditempatkan di Indonesia tahun 2002: Saya terbang ke Bali siang hari itu untuk memeriksa masalah penyelundupan manusia sebagai bagian pekerjaan saya. Rekan saya Mick Keelty sudah sampai di Bali. Dua polisi lainnya baru sampai hari itu. Mick dan saya bertemu di sore menjelang malam.
Biasanya, kami pegi ke Paddy's Bar di sana … tapi dua polisi ini baru turun dari pesawat, jadi mereka tidak mau ke sana. Terlalu malas, menurut saya, tapi perasaan itu mungkin yang turut menyelamatkan hidup mereka.