Khawatir Indonesia jadi Kelinci Percobaan Ilmuwan Nuklir Rusia
jpnn.com - JAKARTA - Rencana pemerintah membangun reaktor nuklir mini alias reaktor daya eksperimental (RDE) di wilayah Serpong, Tangerang ditentang keras oleh pakar nuklir eksperimental Iwan Kurniawan. Pasalnya, teknologi milik BUMN Rusia, Rosatom yang akan digunakan untuk reaktor tersebut masih belum teruji.
Menurut Iwan, Rosatom hanya memiliki desain RDE tanpa ada pengalaman membangunnya. Bahkan di negara mereka sendiri teknologi tersebut belum diterapkan.
"Ini sama saja Indonesia dijadikan kelinci percobaan ilmuan Rusia," kata Iwan saat menjadi pembicara dalam seminar "Mengungkap Ketertutupan Rencana Pembangunan PLTN di Indonesia" di Jakarta, Kamis (13/8).
Iwan mengingatkan, pembangkit listrik tenaga nuklir memiliki resiko keamanan yang sangat luar biasa. Karena itu, sangat berbahaya jika pemerintah menggunakan teknologi yang belum pernah diuji sebelumnya.
Apalagi, lanjutnya, saat ini Indonesia tidak punya rencana yang jelas dan terukur terkait pembangunan serta penggunaan energi nuklir. "Kesimpulan saya, RDE itu dirty bomb," terangnya.
Iwan mengharapkan Presiden Jokowi bersedia menjadi pemrakarsa agar semua pihak yang berkepentingan bisa duduk bersama dan terbuka membahas isu PLTN di Indonesia. Menurutnya, persepsi pro dan kontra baiknya ditiadakan, karena esensinya adalah ilmiah.
"Dalam konteks ini, Presiden harusnya menjadi pemrakarsa agar semua pihak bisa duduk bersama membicarakan masalah ini. Buka saja, semua terbuka," tukasnya.
Dalam kesempatan yang sama, mantan anggota Dewan Energi Nasional, Herman Darnel Ibrahim menyampaikan hal senada. Ditegaskannya, kebijakan terkait energi nuklir haruslah di rancang secara rasional dan sangat hati-hati