Kiamat bagi Biodiesel, Indonesia Bakal Mampu B100 Berkat Pengusaha Bangka
"Selain itu, kami menggunakan teknologi yang jauh lebih maju dari Cina untuk lebih menurunkan biaya produksi. Oleh karena itu, diperkirakan B100 kami memiliki keunggulan harga dibandingkan dengan biodiesel yang sudah ada," katanya.
"Saat ini, pabrik-pabrik di Indonesia menggunakan minyak kelapa sawit yang telah dimurnikan untuk memproduksi biodiesel. Pabrik kami akan menggunakan limbah minyak kelapa sawit dari pabrik CPO dan bahkan minyak goreng bekas dari restoran. B100 kami akan lebih murah daripada biodiesel dari pabrik-pabrik lain di Indonesia, setidaknya tidak lebih mahal dari petro-diesel," tambahnya.
Yudhi menegaskan bahwa penggunaan B100 dapat membantu mengurangi impor minyak mentah. Ditegaskannya, minyak kelapa sawit adalah sumber daya terbarukan.
"Dengan demikian, B100 merupakan energi terbarukan yang bermanfaat bagi keamanan energi kita di masa depan," ujarnya.
Yudhi pun yakin pemerintahan Prabowo-Gibran akan mendukung program B100 tersebut.
Apalagi, penggunaan B100 diyakini dapat menghemat finansial negara sebesar Rp 309 triliun.
"Saya sangat yakin (pemerintah mendatang mendukung), karena Prabowo telah menyatakan di berbagai kesempatan dan memiliki program penghematan hingga Rp 309 triliun. Jadi ini akan mengurangi beban anggaran negara serta meningkatkan lapangan kerja dan industri dalam negeri," pungkasnya. (dil/jpnn)