Kikuk karena Anggota Syuriah Cium Tanggannya
Senin, 29 Maret 2010 – 02:37 WIB
Isi pidato kiai pemimpin pondok pesantren di Jember, Jawa Timur, tersebut, antara lain, mengurai hubungan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), ukhuwah islamiah (persaudaraan Islam), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan). Bahwa ukhuwah wathaniyah berada di atas ukhuwah islamiah. Dan, ukhuwah insaniyah berada di atas ukhuwah basyariyah.
"Maknanya ternyata sangat progresif, terbuka, bahkan revolusioner saat itu. Karena itu, saya yakin, NU ini tiang utama masyarakat Indonesia," katanya.
Pria kelahiran Manchu, Tiongkok, yang baru pulang ke Jepang pada 1947 itu pun akhirnya semakin intens berhubungan dengan NU. Baik secara organisasi maupun orang per orang. Dia kenal dekat dengan beberapa tokoh NU hingga kini. Terutama, almarhum Gus Dur sebagai orang yang pertama menyeret ketertarikannya terhadap NU.