Kinerja APBN On Track di Triwulan 1 2024, Penerimaan Bea Cukai Telah Capai Rp 69 T
Perinciannya, penerimaan bea masuk tercatat sebesar Rp11,8 triliun atau tercapai 20,6 persen dari target (-3,8 persen yoy), penerimaan cukai sebesar Rp 53 triliun atau tercapai 21,5 persen dari target (-6,9 persen yoy), dan penerimaan bea keluar sebesar Rp 4,2 triliun atau tercapai 23,7 persen dari target (37 persen yoy).
"Walaupun terdapat pelambatan di bea masuk dan cukai, kami tetap berupaya mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai agar APBN dapat terus menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia," ujar Encep.
Dia menegaskan Bea Cukai pun akan terus mengoptimalkan kinerja fasilitasi industri dan pengawasan untuk menjamin stabilitas ekonomi.
Dia merincikan hingga triwulan I 2024, Bea Cukai telah menggelontorkan insentif kepabeanan sebesar Rp 7,6 triliun.
Atas insentif ini, kawasan berikat telah memberikan dampak nilai ekspor sebesar USD 22,6 miliar dan nilai investasi USD 912,8 juta per Maret 2024.
Untuk kinerja pengawasan, Bea Cukai telah meningkatkan jumlah penindakan kepabeanan dan cukai hingga mencapai 7.959 penindakan.
Diketahui, nilai barang hasil penindakan mencapai Rp 2,4 triliun dengan komoditas utama berupa hasil tembakau, MMEA, NPP, obat, dan tekstil.
"Bea Cukai akan terus berupaya mengoptimalkan perannya dalam APBN, baik di sisi penerimaan, fasilitasi industri, maupun pengawasan," ujar Encep.
Encep menyampaikan Bea Cukai juga berterima kasih atas partisipasi aktif dan kontribusi masyarakat dalam menjaga kinerja baik APBN.
"Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan Indonesia akan dapat terus melanjutkan pembangunan, meskipun dihadapkan pada tantangan yang semakin tidak mudah ke depannya," pungkas Encep. (mrk/jpnn)