Kisah Ayah yang Sulit Sekolahkan Anak karena Ditolak
jpnn.com - Masalah himpitan ekonomi membuat Suwanto nekat meninggalkan kampung halamannya.
Selama empat bulan, dia bersama anaknya tinggal berpindah-pindah kota. Sang anak pun menjadi korban. Sekolahnya sempat terputus.
GUNAWAN SUTANTO
RUMAH berlantai dua di Jalan Kupang Segunting Gang 4 itu tampak mewah. Di rumah itulah, Suwanto bersama istri dan dua anaknya tinggal.
Bukan sebagai pemilik atau penyewa, tapi penjaga kos-kosan. Tidak jauh dari rumah tersebut, ada dua sekolah. Termasuk SD Negeri dr Soetomo 1.
Dengan alasan tidak ada lagi kuota untuk pelajar dari luar kota, sekolah negeri itu menolak kehadiran anak Suwanto, Nita Aura Akbar, 9. Suwanto sempat bingung.
Sebab, sejak empat bulan meninggalkan kampungnya di Ngoro, Jombang, Nita tidak lagi melanjutkan sekolah.
Sebelumnya, Nita mengenyam pendidikan di SDN Badang 1 Ngoro, Jombang.
''Selama empat bulan kami berpindah-pindah kota untuk mencari pekerjaan. Begitu dapat di Surabaya, anak saya tidak bisa melanjutkan SD di sini,'' keluh pria kelahiran Kediri itu.
Dia bingung. Sebab, semangat sekolah Nita begitu tinggi. Tiap melihat anak-anak berangkat sekolah di depan rumah, Nita selalu menangis.
Dengan dibantu majikannya, Suwanto mendatangi tiga SD negeri yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Yakni, SDN dr Soetomo, SDN Tempel Sukorejo, dan SDN Kedungdoro.
Tiga tempat tersebut memberikan jawaban yang sama. Mereka tidak bisa menerima Nita karena kuota luar kota sudah habis.
Suwanto pun bingung harus mengadu ke mana. Dia curhat lewat surat pembaca Jawa Pos.