Kisah dari 3 Penyintas COVID-19, Terpapar Karena Lalai, Keringat Bercucuran
"Riwayat dengan komorbid membuat saya jadi pasien COVID-19 kasus berat. Dua minggu dirawat, saya sering muntah. Makan sulit. Saya down, karena istri dan anak-anak juga positif. Namun saya bersyukur, karena mereka ringan dan tanpa gejala. Mereka menjalani isolasi di rumah," ujarnya.
Selama dirawat di RSUP Dr M Djamil, Staf Rumah Sakit Unand itu juga menuturkan sempat berpikir buruk.
"Mungkin ini akhir hidup saya, karena saya tahu betul bahwa pasien kasus berat banyak tidak tertolong. Hanya 30 persen yang selamat. Jadi, saya pasrah, saya berzikir, istigfar, minta ampun dan berserah diri kepada Allah," ujarnya.
Di samping istigfar dan minta ampun, Harfindo juga menuturkan dukungan keluarga juga menjadi obat untuk sembuh dari COVID-19.
"Saya tiga minggu dirawat. Di minggu ketiga, saya ditemani istri dan berikan saya semangat. Saya menjadi kuat, saya merasakan peran keluarga sangat membantu dalam kesembuhan saya," ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi Unand Prof Werry Darta Taifur.