Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah Gereja Romania Penyelamat Imigran Timur Tengah

Selasa, 17 Juli 2018 – 12:33 WIB
Kisah Gereja Romania Penyelamat Imigran Timur Tengah - JPNN.COM
Peter Rong (jas) memimpin misa di Gereja Nadejdea, Bukares. Foto: Aljazeera

Sebagai orang Sudan, Peter mengerti jelas penderitaan para imigran. Negaranya merupakan tempat konflik. Ribuan orang kabur dari Sudan untuk menghindari perang sipil dan konflik sosial.

Namun, Peter tidak datang ke Romania seperti imigran ilegal lainnya. Di negeri asalnya, Peter dibesarkan secara berkecukupan. Ayahnya merupakan petinggi kepolisian.

Menjelang usianya ke-20 tahun, Peter muda ditawari sang ayah untuk mengejar pendidikan di mancanegara. Pilihan yang ditawarkan adalah pendidikan universitas terkemuka di AS atau Inggris. Namun, dia menolak tawaran tersebut. Peter justru menyebut Romania.

Dia masih ingat cerita pastornya tentang Romania pada sekolah Minggu. Pastornya berkisah bahwa Romania adalah salah satu negara komunis tempat para misionaris menyebarkan agama Kristen.

’’Ayah, saya ingin ke Romania. Kalau bukan Romania, India saja. Saya tidak mau ke negara lainnya,’’ katanya mengingat jawabannya kepada sang ayah.

Pada 1992, dia tiba di Cluj-Napoca. Belajar bahasa Romania. Kemudian, Peter berkuliah di jurusan ekonomi di Bukares. Namun, baru satu tahun kuliah, dia mengalami cobaan berat. Dia terjebak di dalam konflik antarimigran Sudan yang berbeda agama. Buntut dari konflik tersebut, dia pun ditahan di penjara selama 1 tahun 7 bulan.

Momen itulah yang membuatnya beralih jalur. ’’Saat itu banyak yang datang mengunjungi saya. Teman dan kerabat. Kebetulan, keluarga saya yang dekat sana merupakan misionaris,’’ jelasnya.

Di tengah rasa frustrasi, dia mengalami titik balik. Setelah bebas, Peter langsung mengejar pendidikan di Institut Teologi Baptis di Bukares. Dia lulus empat tahun kemudian. Nah, sejak itulah Peter perlahan mulai membantu yang sedang susah. Kebetulan, kebanyakan orang susah di Bukares merupakan pencari suaka.

Banyak warga Bukares yang tidak tahu nama Gereja Nadejdea. Mereka lebih mengenal sebagai gerejanya para imigran

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close