Kisah Harimau Sumatera yang Lelah dengan Konflik dan Babi Hidup yang Terabaikan
Demi menyelamatkan dua belah pihak BKSDA Sumsel akhirnya mengambil langkah penyelamatan.
BKSDA langsung berkoordinasi dengan pihak Tambling Wildlif Nature Conservation (TWNC) yang ada di Lampung. Tujuannya untuk merawat harimau yang malang itu.
Proses evakuasi pun berlangsung cukup lama. Harimau harus dibawa menggunakan jalur darat dari Muara Enim ke Lampung Selatan, tepatnya di Banda Udara Internasional Radin Inten II.
Harimau tersebut harus melewati jalur darat selamat lima jam lebih. Dari bandara itu, dia diterbangkan dengan pesawat sekitar 30 menit untuk sampai di TWNC.
Selama proses ini, harimau terpantau kooperatif. Dalam artian tidak mengeluarkan suara aungan atau mencakar-cakar kandang yang bisa mengundang perhatian banyak orang.
Setibanya di kawasan TWNC, harimau tersebut disambut langsung oleh Tomy Winata yang merupakan pendiri dari TWNC itu sendiri.
Pengusaha terkenal itu tampak antusias menyambut kedatangan harimau tersebut bak seorang tamu. Meski diduga sang harimau telah menyerang tujuh orang, dan lima di antaranya meninggal dunia.
Dalam proses pemindahan dari kandang kecil ke dalam kandang besar, barulah harimau ini menunjukan sikap buasnya.