Kisah Harimau Sumatera yang Lelah dengan Konflik dan Babi Hidup yang Terabaikan
jpnn.com, LAMPUNG - Harimau sumatera kini populasinya semakin menipis. Selain karena habitat yang sudah rusak, minimnya sumber makanan seperti rusa dan babi hutan membuat harimau sumatera nyaris punah dari tanah Sumatera.
Akibatnya, tak jarang binatang buas ini terlibat konflik dengan masyarakat hingga menyebabkan kematian. Baik itu dari harimau, maupun manusia.
ELFANY KURNIAWAN, JPNN
Baru-baru ini, seekor harimau jantan terlibat konflik dan menyerang warga di kawasan Muara Enim, Sumatera Selatan. Karena itu dengan sigap, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumsel melakukan upaya evakuasi terhadap binatang dilindungi itu.
Hasilnya, seekor harimau berhasil ditangkap dengan perangkap yang dibuat. Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BBKSDA Sumatera Selatan Martialis Puspito mengatakan, proses evakuasi ini telah melukai harimau tersebut di bagian ekor.
“Ketika kami amankan, dia terluka di bagian ekor. Kami pun sigap dengan memasukan ke kandang dan ditutup dengan terpal,” ujar Martialis.
Menurut dia, harimau harus ditutup dengan terpal agar warga sekitar yang selama ini merasa diteror tak ikut melihat. Karena dikhawatirkan, apabila warga melihat, bisa mengancam keselamatan dari harimau.
Sulit pula jika melihat posisi sang harimau. Di satu sisi, harimau merasa terancam karena kehidupan dan habitatnya diganggu manusia. Namun, di sisi lain manusia turut terganggu kehadirannya yang mengancam jiwa masyarakat sekitar.