Kisah Kartini Berjuang Keluar dari Gelimang Narkoba ke Kuliner "Penjara"
Salah satunya adalah kumpulan cerpen tentang kehidupan di dalam penjara. ”Saya menyusun buku itu karena sebelumnya menang lomba menulis cerita pendek dalam rangka HUT Pemasyarakatan,” kenangnya.
Dalam lomba yang diselenggarakan untuk napi di seluruh Indonesia itu, Kartini berhasil menyabet peringkat pertama. Dari situ, dia sempat dipanggil Dirjen Pemasyarakatan yang saat itu dijabat Handoyo Sudrajat.
”Oleh Pak Handoyo dan orang-orang di Ditjen Pemasyarakatan, saya dimotivasi untuk menulis buku,” ungkap Kartini.
Bagi narapidana seperti Kartini, tentu bukan perkara mudah menyusun sebuah buku. ”Saya sempat menyusunnya melalui tulisan tangan. Dari situ, saya ketik dengan meminjam laptop petugas,” terangnya.
Sejak buku berjudul Tolong Didengar Suara Napi itu terbit, nama Kartini terkenal di kalangan narapidana dan petugas pemasyarakatan. Itulah yang semakin membulatkan tekad Kartini untuk tidak lagi terjerumus dalam jurang bisnis narkoba. Dia takut orang-orang mencibirnya ketika sudah berprestasi, tapi tak bisa memberikan contoh positif.
Dari pengalaman sendiri keluar masuk penjara, Kartini menganggap pengelolaan mayoritas lapas dan rutan di Indonesia masih buruk. Namun, itu tak semestinya menjadi penghalang bagi napi maupun tahanan yang ingin berubah menjadi lebih baik.
”Paling tidak, saya telah dan akan terus berusaha membuktikan itu,” tuturnya. (*/c11/ttg)